DYANI masih duduk terpekur di teras rumahnya. Diam tanpa suara meski sekedar bunyi kecil tenggorokan menelan ludah. Matanya kosong tak jelas mana arah yang ditatapnya. Dan tidak satupun gerakan kecil dari jemari tangan atau kakinya mengusir lalat yang kadang hinggap disana. Dyani bahkan tidak pernah tahu berapa lama dia duduk disana atau berapa banyak tetangga menyapanya sembari lewat. Yang dia lihat hanyalah kilasan-kilasan kejadian beberapa jam lalu, yang membuatnya menjadi membatu begitu.
Tantri telah pergi dari hadapan Dyani dan kembali ke kamarnya,mungkin untuk meneruskan tangisnya. Namun tadi, anak perawannya itu hadir bersimpuh di kakinya untuk sebuah penjelasan. Anak perawan…..kata-kata ini berputar terus di kepala Dyani sesaat setelah penjelasan Tantri. Kata-kata itu sudah bukan menjadi milik anaknya lagi dan Dyani sudah tidak memiliki anak perawan lagi. Anak perawan , semua orang tahu artinya adalah seorang perempuan muda yang belum menikah dan masih terjaga kehormatan dan kesuciannya. Tidak seorang lelaki pun pernah menyentuh bagian paling pribadi dari perempuan muda yang masih tergolong perawan. Tetapi Tantri, dalam tubuh muda dan langsing itu, tidak memiliki lagi kesucian seorang perawan.. Sudah pernah ada seseorang menyentuhnya secara pribadi sebelum pernikahannya. Dan seseorang itu telah menitipkan pula janin di dalam rongga rahim anaknya.
Untuk pertama kalinya setelah detakanjam yang kesekian, Dyani tampak beringsut. Kepalanya menunduk, membuat sebulir air mata jatuh ke pangkuannya yang kurus tertutup kain tipis rok panjangnya. Buliran itu bertambah banyak dan deras dan sekarang diiringi rintihan kecilnya. Namun dia adalah seorang yang terbiasa dengan banyak kesulitan. Tidak ingin buliran airmata itu terus mengalir, diusapkannya punggung tangannya ke pipi.
You are Here: Home > KARMA_PART 1
Tuesday, June 26, 2012
KARMA_PART 1
Labels: KARMA
0 comments:
Post a Comment