Friday, May 04, 2012

CINTA SEPANJANG JALAN _ part_1


Di stasiun kereta api bawah
tanah Tokyo, aku merapatkan
mantel wol tebalku erat-erat.
Pukul 5 pagi. Musim dingin yang
hebat. Udara terasa beku
mengigit. Januari ini memang terasa lebih dingin dari tahun-
tahun sebelumnya. Di luar salju
masih turun dengan lebat sejak
kemarin. Tokyo tahun ini
terselimuti salju tebal,
memutihkan segenap pemandangan.
Stasiun yang selalu ramai ini
agak sepi karena hari masih pagi.
Ada seorang kakek tua di ujung
kursi, melenggut menahan
kantuk. Aku melangkah perlahan
ke arah mesin minuman. Sesaat setelah sekeping uang logam aku
masukkan, sekaleng capucino
hangat berpindah ke tanganku.
Kopi itu sejenak menghangatkan
tubuhku, tapi tak lama karena
ketika tanganku menyentuh kartu pos di saku mantel,
kembali aku berdebar. Tiga hari yang lalu kartu pos ini
tiba di apartemenku. Tidak
banyak beritanya, hanya sebuah
pesan singkat yang dikirim
adikku, "Ibu sakit keras dan ingin
sekali bertemu kakak. Kalau kakak tidakingin menyesal,
pulanglah meski sebentar,
kak�c". Aku mengeluh perlahan membuang sesal yang bertumpuk
di dada. Kartu pos ini dikirim Asih
setelah beberapa kali ia
menelponku tapi aku tak begitu
menggubris ceritanya. Mungkin ia
bosan, hingga akhirnya hanya kartu ini yang dikirimnya. Ah,
waktu seperti bergerak lamban,
aku ingin segera tiba di rumah,
tiba-tiba rinduku pada ibu tak
tertahan. Tuhan, beri aku waktu,
aku tak ingin menyesal,
Sebenarnya aku sendiri masih
tak punya waktu untuk pulang.

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 comments:

Cerpen666

-Cerpen666-Only-

RECENT POSTS

Cerpen666-blog-

POPULAR POSTS

Cerpen666-
 

LOVE IS TO ACCEPT OTHERS FOR WHAT THEY ARE Copyright © 2011-2012 BloggerTemplate is Designed by Cerpen666