Friday, June 29, 2012

Aku Menyesal


Pulang dari pelatihan kopasus aku sempatkan untuk mampir ke toko busana muslim.Aku membeli beberapa busana muslimah,daster dan pakaian bayi.Ketika melihat toko emas aku tertarik membelikan gelang untuknya.Aku ingin memberikan hadiah kejutan untuknya.Aku ingin dia tersenyum bahagia melihat ke datanganku. Aku tidak langsung ke rumah ibu mertuaku,tempat dimana Raihan berada.Tetapi aku pergi ke rumah kontrakan untuk memenuhi kemauan Raihan,untuk mencairkan uang tabungannya.Sampai dirumah,aku langsung membuka kasur tempat dimana ia tidur,betapa kagetnya aku!melihat di balik kasur,kutemukan kertas merah jambu.hatiku pun berdesir,darahku terkesiap. "surat cinta siapa itu? Rasanya aku tidak pernah membuat surat cinta untuk istriku.Gila jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan yang lain."jangan-jangan istriku serong?awas kalau benar!!". Dengan di liputi rasa curiga dan penasaran. Aku sangat takut dia berbuat yang tidakku inginkan.Segera ku ambil tumpukan surat itu,kubanya dan ku amati isi surat itu.Aku terpana sesaat."benar,ini tulisan tangan Raihan sendiri.Lalu untuk siapa Raihan menulis surat-surat cinta ini?" gumamku dalam hati dengan penuh ke heranan. Kubaca satu per satu surat itu. Dan "ya Rabbi..." ternyata surat-surat itu adalah ungkapan batin Raihan istriku,yang selama ini aku "Zhalimi".Ia menulis betapa ia mati-matian mencintaiku,mati-matian memendam rindunya akan belaianku.Ia menguatkan diri menahan nestapa dan derita yang luar biasa karena atas sikapku.Hanya tuhan-lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. "Dan"...ya Tuhan,ia tetap setia memanjatkan do'a rabithah,do'a ikatan cinta dengan tulus ikhlas untuk kebaikan suaminya.Dan ia rangat mendambakan cinta sejati yang murni suci dari suamiku. Ya rabbi,tanpa sepengetahuanku,selama dua bulan sebelum aku menghantarnya ke rumah ibu mertua,ia pun sering puasa sunah untukk memendam hasrat biologisnya yang tak pernahku pahami.Ia kuatkan berpuasa demi mensucikan dirinya dari jerat ke hinaan.(next part 2 yah^^ maklum pakai handphone)

Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjangdan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu-sedu.Aku jadi heran dan ikut menangis. ? Mana Raihana Bu??. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi. ? Raihana?istrimu. .istrimu dan anakmu yang dikandungnya? . ? Ada apa dengan dia?. ? Dia telah tiada?. ? Ibu berkata ?APA!?. ? Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaftelah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya? .Hatiku bergetar hebat. ? kenapa ibu tidak memberi kabar padaku??. ?Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi Maafkanlah kami?.Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika akuingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali.

Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba? tulis Raihana. Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa ?Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku. Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau?. Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angin sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihanaterus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tibabegitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi Cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetessepanjang jalan.


Tuesday, June 26, 2012

Mengenangmu Sahabat_Part 11


THE - END ______

Nama Hanung masih ada di daftar nama handponeku, Hanung Yang Telah Pergi. Aku tidak akan menghapusnamanya. Dia akan selalu ada di hatiku.Hanung, sahabatku tidak pernah mati dihatiku. Walau hanya sebentar diberikanwaktu, aku bersyukur pernah diberi kesempatan mengenalnya.
********************
Setahun yang lalu setelah kepergianmu, sahabat. Masih ada tangisyang terkadang mengalir jika mengingatmu. Masih ada duka yang terselip. Aku sudah merelakan kepergianmu. Sahabat, kau memberikan arti dalam waktu yang hanya sebentar. Maafkan aku, maafkanairmata yang masih mengalir. Aku mengawali dan mengakhiri ceritaku juga dengan tangis. Andai bisa ku dengar kau pasti akan berkata, Dee jangan menangis lagi ya….
********************


Mengenangmu Sahabat_Part 10


“Kita berdo’a aja Dee , moga-moga tidak terjadi apa-apa dengan Hanung,” ujar Nurinta.
“Iya cuma aku takut aja.” Aku masih gundah .
Vera mengabarkan dia datang agak terlambat, biasa macet. Aku dan Nurinta akhirnya makan duluan. Ketika sedang makan, handphoneku bergetar. Dari Hanung! Aku deg-degan, tanganku gemetar ketika membaca sms dari Hanung tepatnya adik Hanung yang membalas smsku .
Aku adik Hanung, mau mengabarkan bahwa Hanung meninggal dunia tadi jam 04.15 sore. Mohon doanya agar semua amal ibadahnya diterima Allah SWT. Amiin.
Tidakkk!!! Ini tidak mungkin. Nurinta menanyakan isi sms. Aku hanyabisa menjawab dengan lirih Hanung sudah meninggal. Aku masih belum percaya isi berita itu. Aku meminta Nurinta membacanya, aku ingin memastikan aku tidak salah baca. Ada sedikit harapan aku yang salah. Nurinta membenarkan. Airmata tanpa bisa kubendung mengalir. Aku menangis, Nurinta juga. Kami tidak memperdulikan orang-orang yang mungkin heran dengan tingkah kami. YaAllah kenapa harus Hanung. Diiringi tangis aku kabarkan berita duka itu kepada teman-teman. Semua berduka. Hanung orang yang baik .
Berhari-hari aku menangis setiap mengingat Hanung. Airmata mengalir tanpa mampu kebendung. Akumendapatkan informas dari Wid, hampirsepuluh hari Hanung masuk rumah sakitdan tidak sadarkan diri. Itulah jawaban kenapa smsku tidak pernah terkirim dan dibalas, itulah jawaban kenapa Hanung tidak mengirim kabar padaku. Tiga hari setelah meninggalnya Hanung, aku mendapat sms dari nomor handphone Hanung.
Kiriman DVDnya sudah sampai, terima kasih. Sayang Hanung tidak sempat melihatnya. Hanung sudah berpulang. Do’akan Hanung ya. Ibu Hanung
Aku kembali menangis. Mom, amanahmu telah pergi. Terkadang ada rasa tidak rela, kenapa harus Hanung. Maafkan aku Hanung, kamu pasti tidak suka akan sikapku ini. Maafkan aku, aku ingin kita saling berbagi cerita lagi. Dalam kesedihanku aku menulis sms buat Hanung, tapi hanya bisa kusimpan tanpa pernah terkirim.


Mengenangmu Sahabat_Part 9


Aku menunggu dua hari. Smsku tidak terkirim juga. Aku kembali mencoba mengirimkan pesan. Dan tetap tidak terkirim. Aneh. Kenapa ya? Ini benar-benar diluar kebiasaan Hanung. Ada sedikit kekhawatiran di hatiku. Semoga tidak terjadi apa-apa. Kalau dia kembali masuk rumah sakit nggak mungkin dia nggak memberi kabar. Aku mencoba mengusir kegalauan hati. Berusaha menenangkan perasaanku. Semua akanbaik-baik saja.
********************
Sore ini aku janji mau bertemu temanku dari Medan . Teman dunia maya juga. Sudah lama kami kenal tapi belum pernah bertemu. Sudah beberapa hari dia di Jakarta . Pulang kantor aku langsung menuju Plasa Semanggi. Setengah perjalanan tiba-tiba ada telpon dari nomor ayahnya Hanung. Terkadang kalau tidak punya pulsa Hanung memang suka memakai handphone ayahnya. Aku langsung terima, tapi aneh aku sudah menyapa tidak ada sahutan. Aku hanya mendengar suara ambulans yangmeraung-raung. Aku benar-benar kaget. Beberapa detik suara itu terdengar dan setelah itu sambungan terputus. Sejenak aku hanya bisa terpana. Aku takut terjadi sesuatu dengan Hanung. Aku lalu berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan hanung. Ya Allah jangan biarkan aku memberikan kabar duka kepada teman-temanku. Semoga saja ini hanyaketakutanku belaka. Aku lalu menulis sms menanyakan kabar Hanung ke nomor ayahnya.
Ass, pakabar? Kok aku sms u nggak pernah terkirim ya? Tadi telpon aku ya? Kenapa?
Sepanjang jalan menuju Plasa Semanggi hatiku benar-benar tidak tenang. Suara ambulans yang meraung-raung terngiang terus di ingatanku. Smsku belum dibalas juga.
Sesampai di Plasa Semanggiaku menuju tempat yang telah disepakati, aku bertemu dulu dengan dengan Nurinta. Dia dari Jakarta dan juga mau ketemuan dengan Vera temanku yang dari Medan . Sesampai difoodcourt, setelah memesan makanan tentunya aku menceritakan kejadian di bus.


Mengenangmu Sahabat_Part 8


********************
Hari ini aku lembur di kantor. Aku membuka YM. Ada Hanung. Mungkin dia lagi di warnet.
Assalamu’alaikum, haloooooo
Wa’alaikum salam Dee Lembur?
Iya, baisa mau nyari segenggan berlian hahaha. Lagi dimana? Warnet ya? Pakabar?
Hehehe. Nggak Dee, aku lagidi rumah mas Wid nih hehehe. Baik
Ooo salam ya. Wid juga temanku .
Okee.Bentar ya.
Oke dehhh.
Lima belas menit kemudian.
Dee , aku nggak ganggu u kan ?
Ahh nggak kok, ini aku chatting nyambi lembur hehehe.
Hahaha…. U ada-ada saja
Hehehe…
Dee , entah kenapa i kok merasa lelah ya?
Kenapa? Memangnya kesini naik apa? Aku berfikir dia lelah karena terlalu capek.
Motor
Yah, u harusnya jangan sering bepergian dulu. Banyak-banyak istirahat.
Iya, tapi jenuh saja di rumah.
Iya juga sih.
Dee , i boleh minta tolong nggak
Boleh dong, apa?
I mau nonton Da Vinci Code, Mission Impossible. Tapi belum ada di sini.Di Jakarta udah ada DVDnya belum.
Wah itu masih di bioskop filmnya. Kalaupun ada DVD bajakan hehehe mau ga? Gpp deh film luar DVD bajakan asal jangan film kita.
Hahaha… iya deh, tapi nggak merepotkan u?
Ahhh nggaklah. Nyantai aja.
U memang baik deh. Semoga dapat suami yang baik hehehe
Biasa aja hehehe, ntar aku geer lagi. Amiin…
Ya udah Dee , i mau pulang dulu ya. See u ya. Seka li lagi makasih ya. Byee dee. Salamu’alaikum.
Oke deh, sama-sama. See u too. Byeee. Wa’alaikum salam.
********************
Dua hari kemudian pulang kantor aku mampir di Giant. Beliin DVD pesanan Hanung. Setelah dapat aku sms Hanung .
Aku dah dapat kasetnya nih.Ntar Senin atau Selasa aku kirim ya.
Oke deh Dee, Thx ya.
Sama-sama
Hari Selasa akupun mengirimkan pesanan Hanung via TIKI. Dua atau tiga hari akan sampai. Pada hari Jumat aku sms Hanung, mengabarkan aku sudah mengirimkan DVDnya. Sekaligus menanyakan kabarnya. Aku sedikit heran, kenapa Hanung belum sms. Apa belum sampai? Tapi pesanku tidak terkirim. Kenapa handphone Hanung nggak aktif ya? Akusedikit bertanya-tanya, tidak seperti biasanya.


Mengenangmu Sahabat_Part 7


.
Iya. Apalagi aku banyak banget deh dosanya.Yang diterapin baru yang wajib-wajib aja. Itupun jauh darisempurna. Hiks jadi takut.
Ya kita sama-sama berusaha aja Dee . Berusaha menjadi lebih baik.
Iya. Thanks ya.
Thanks buat apa?
Ya, paling nggak aku bisa belajar dari u. Baca buku yang berat-berat masih malas soalnya hehehe…
Iya, sama-sama.
********************
Hari ini Hanung keluar dari dari rumah sakit. Tapi dia harus tetap rawat jalan. Dua kali dalam seminggu harus cuci darah. Setelah Hanung keluar rumah sakit, nggak tiap hari aku sms dia lagi. Sekali dua hari. Tetap saling cerita. Kalau nggak menanyakan kabar sepertinya ada yang kurang. Kadang kalau tidak lewat sms, via YM. Seperti hari ini aku sms dia walau lagi jalan sama teman-teman.
Ass, lagi ngapain? Apakabar?
Wass, lagi nonton. Baik. U apakabar? Lagi malam mingguan ya? Hehehe
Malam mingguan? Nggaklah. Ini lagi jalan aja ama teman-teman.
Makanya u cepetan dong nikahnya hehehe.
Ntar deh nikahnya kalau Brad Pitt rabun jauh hahaha, canda deng. Iya doain dong.
Iya i doain u semoga mendapatkan suami yang baik, setia ya.
Amiin. Makasih hehehe.
Dan kalau sudah sma apalagi berdiskusi dari mulai yang ringan sampai masalah politik, bisa-bisa lebih dari lima belas sms. Hehehe….


Mengenangmu Sahabat_Part 6


Iya kadang aku salut aja ama u. Ilmu agamanya bagus banget. Aku aja suka males baca buku agama yang kadang tebal banget terus bahasanya tingkat tinggi gitu hehehe… padahal emang pemalas ya.
Hehehe, iya terkadang memang butuh kesabaran untuk membaca dan memahaminya Dee . I sendiri juga harus banyak belajar. Oh ya tadi pas lagi ngobrol am any mom, I lihat sesuatu yang bikin merasa aneh.
Lihat apa?
Orang yang ditutupi kain dan didorong di kereta. U tau tadi I sempat berfikirgimana kalau orang itu i.Apakah sudah siap. I jadi merinding.
Mayat ya? U jangan gitu donk. U pasti sembuh. Ya memang sih kalau maut kita nggak pernah tau kapan datangnya.
Iya. Tapi walau kita nggak tahu. Kita harus menyiapkan bekal dari sekarang Dee . Jangan sampai menyesal. I merasa masih banyak kekurangan.


Mengenangmu Sahabat_Part 5


Iya, kan berkat u juga. Yang ngajarin kesabaran. Kadang aku tuh iri sama u, sakit begini saja u nggak pernah ngeluh.
Ahhh u bisa aja. I pastilah kadang merasa beban dengan sakit ini. Btw Dee tadi mbak i datang. I senang banget. Dia kan sama kayak u jarang pulang. Sudah keenakan kerja.
Dan Hanungpun cerita tentang kakaknya. Tentang kakaknya yang jarang pulang karena kerja di kota yang berbeda. Pulang hanya sesekali. Hehehe sama kayak aku.
Lain waktu Hanung sms aku,Hanung sms tentang momnya.
Dee , besok my mom ultah. I bisa minta tolong u?
Boleh, kalau nggak berat aku bantuin hehehe, canda deng
U bisa posting ucapan selamat ultah buat my mom kan ?
Di blog u?
Iya. Nanti i beritahu passwordnya.
Terus aku harus bilang apa?wah bisa-bisa pada tahu soalnya gaya penulisanku beda banget sama u.
Gpp Dee, bahasanya terserah u saja. I percaya kok sama u
Wah ntar aku tulis apa ya hehehe… tapi oke deh, besok aku bikin ya. U sayang banget ya sama ur mom
Ya donk Dee , i kan anak mami hehehe…
Ihh jadi iri, coba ibuku juga masih ada. Hiks jadi sedih
Jangan sedih ya Dee
Hehehe nggak kok. Biasa aja. Oh ya jangan ketawain ya blog yang nanti aku bikin buat ur mom
Ya nggak lah Dee , i malah terima kasih. Thx ya.
Iya sama-sama.
Dan besoknya aku membuat blog selamat ulang tahun untuk ibunya Hanung. Singkat saja. Bingung juga mau menulis apa. Walau singkat, aku harus membetulkan tulisanku berkali-kali. Aku yang menulis tapi harus menggambarkan paling tidak tulisan yang sedikit itu adalah suara hati Hanung.
********************
Hari ini Hanung cerita tentang hal yang sedikit aneh bagiku.
Dee u tau, tadi I dan my mom duduk diteras, cerita tentang titik balik kenapa i seperti sekarang. Jadi senang belajar agama. I belum apa-apa Dee , masih banyak kekurangan, masih banyak harus belajar.


Mengenangmu Sahabat_Part 4


Aku nggak tahu berapa panjang sms yang aku kirim. Membutuhkan waktu sepuluh menit aku menulisnya.
Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit. Aku gelisah kenapa Hanung belum membalas smsku? Aku menatap layar handphoneku. Tiba-tiba airmataku mengalir. Tuhan berikanlah kekuatan dan kesabaran buat Hanung .
Setengah jam kemudian. Tiiit… dengan cepat aku membaca pesan masuk, dari Hanung. Aku segera membuka pesannya .
Dee , makasih ayat-ayatnya. I sudah baikan kok. Untunglah my mom segera datang tadi. Suhu tubuh i tinggi banget tadi. U tadi pasti panik, Sorry.
Aku lega. Syukurlah .
Iya, aku tadi panik, apalagi ubalas sms aku lama banget. Syukurlah u udah baikan.
Hehehe, maaf ya. Sekarang masih panas, tapi sudah mendingan.
Ya udah u istirahat saja ya. Nanti kalau bena-benar udah baikan, sms aku lagi. Met istirahat ya.
Iya, makasih ya Dee.
Aku tersenyum lega, terima kasih ya Allah .
********************
Pernah juga aku menceritakan kesedihanku, aku sedikit konflik dengan temanku. Hanung memberikan semangat dan nasehat agar aku bersabar.
Sudahlah u sabar saja ya. Mungkin teman u lagi ada masalah dia mungkin lagi emosi. Jangan nangis ya Dee.
Iya sih, tapi aku kan sakit hati juga. Kesal aja aku. Maaf ya aku malah cerita sedih.
Sudahlah, jangan dipikirin ya. Aku nggak mau u jadi sedih gini. Kalau u sedih ntar yang hibur i siapa dong hehehe.
Iya deh. Makasih ya.
Hari itu hari ke dua belas Hanung di rumah sakit. Aku nggak enak juga malah menceritakan kesedihanku padanya. Tapi semenjak aku sering sms-an, aku merasa lebih enak bercerita tentang apa saja sama Hanung .
Lima hari kemudian aku sms Hanung. Aku sudah baikan sama temanku. Aku yang minta maaf, terserah siapa yang salah. Aku harus menghilangkan egoku .


Mengenangmu Sahabat_Part 3


Wass, sory i baru balas. Belum tidur. Tadi ada teman-teman pengajian i datang, barusan pulang. Sesibuk apapun jangan lupa jaga kesehatan Dee . Sok ngajarin ya i hehehe…
Aku tersenyum . Iya Insya Allah semoga aku selalu diberi kesehatan. Makannya banyak kok hahaha…. Btw suster cantik hari ini jaga? Hanung pernah cerita ada suster yang cantik mirip Revalina S. Temat.
Iya, dia jaga hari ini. Dee maaf ya, i agak capek. Sepertinya harustidur. Sampai besok ya. Thx. Wass.
Oke deh, aku juga dah mau tidur. Wa’alaikum Salam
Begitulah setiap hari aku menanyakan kabar Hanung. Terkadang kalau dia lagi bete dia sms duluan. Dia mengeluh bukan karena sakitnya, suasanan rumah sakit yang membuat dia terkadang nggak betah. Biasanya setiap mau cuci darah dia akan sms aku.Aku tersenyum ingat percakapan kami ketika pertama kali dia cerita mau cuci darah.
Dee , hari ini i mau cuci darah. Doain i ya.
Cuci darah? Sakit ya? Btw cucinya pakai apa? sabun ya? Hehehe
Hahaha, u ada-ada saja. Ya sakit ketika selangnya musti di pasang, tapi nggak sakit banget kok. Saat cuci darahnya nggak berasa, kan dibius.
Ooo… gitu, cuci darah berarti darah u dikumpulin, terus dicuci. U selama beberapa waktu nggak berdarah dong. Kayak vampire hahaha….
Hahaha… Dee .. Dee u pasti ada saja bikin i ketawa. Jadi nggak mikir sakit. Thx ya.
Iya sama-sama, tapi aku benar-benar nggak kebayang tuh cuci darah kayak apa. Kirain di cuci beneran hihihi…
Iya nanti i cerita. Sekarang udah musti siap-siap nih. Thx Dee.
Oke deh, semoga berhasil ya. Kalau sakit panggil aja namaku, pasti makin sakit hehehe…
********************
Tiiit… handphoneku bergetar. Ada sms. Hanung, jam sepuluh pagi. Hari ini aku memang belum sms. Hari kesepuluh Hanung di rumah sakit .
Dee , tolong tuliskan ayat-ayat do’a untuk kesabaran. Badanku hari ini rasanya sakit. Panas. My mom lagi pulang tadi.
Aku panik. Ya Allah semoga tidak terjadi apa-apa. Dengan gemetar aku menuliskan ayat-ayat do’a. Sambil berdo’a dalam hati, semoga Hanung baik-baik saja.


Mengenangmu Sahabat_Part 2


Ya sudah istirahat dulu aja ya, ntar sembuhnya lama lagi hehee.
Ya deh. Tapi i sedih nih di rumah sakit sendiri. My mom lagi sakit juga di rumah. Jadi hari ini nggak bisa kesini. Biasanya ayah yang jagain. Tapi musti jagain mom, balasnya. Kasihan…
Mang mom sakit apa? tanyaku.
Kecapean kali. Demam, balasnya.
Moga mom u cepat sembuh ya. Oke deh, aku janji bakal sms u tiap hari. Tapi kalau u nggak bisa balas atau istirahat bilang ya.
Oke deh, thanks ya Dee . I istirahat dulu ya. Walaupun my mom nggak datang, tapi sudah sms i. Mau baca smsnya?
Oke deh.
Hanung mengirimkan sms dari ibunya. Wah aku membacanya jadi terharu. Seorang ibu yang bijaksana. Kata-katanya menyejukkan hati. Memberikan semangat kepada anaknyadengan kata-kata yang bagus, ketulusahati seorang ibu. Ibunya menyebut Hanung, my amanah .
Hanung, orang yang baik. Semoga dia cepat sembuh. Amiin.
********************
Hari ini benar-benar melelahkan. Sepertinya pekerjaanku di kantor nggak ada habisnya. Sudah jam sembilan malam. Lebih baik aku mandi, dan tidur. Aduhhh!!! Aku lupa, hari ini aku belum menanyakan kabar Hanung. Semenjak dua hari yang lalu, aku selalurutin menanyakan kabar Hanung atau sekedar menghiburnya. Dia orang yang sabar dan tabah. Tidak pernah mengeluhkan sakitnya. Dia suka menanyakan kabar blog, kabar teman-teman di blog Atau dia akan bercerita tentang hari-harinya di rumah sakit. Aku melirik jam dinding. Sembilan lewat lima menit. Dia sudah tidur belum ya? Jam segini sms mengganggu nggak ya?. Aku sms saja dulu.
Ass, pakabar hari ini? Sudah tidurkah? Maaf hari ini aku sibuk banget, jadi baru sempat sms hehehe. Kalau sudah tidur smsku nggak usah dibalas. Tidur aja. Hahaha namanya orang tidur mana bisa balas sms. Aku nyengir sendiri baca smsku .
Setelah smsnya aku kirim, aku mandi. Aku nggak berharap Hanungmembalasnya. Mungkin dia sudah tidur. Lima belas menit kemudian aku sudah selesai mandi dan bersiap-siap mau tidur. Tiba-tiba handphoneku bergetar. Ada sms. Hanung, mmm… dia belum tidur rupanya.


Mengenangmu Sahabat_Part 1


Cerpen ini gue tulis untk mengenang seorang sahabat gue yang sudah dulu berpulang, 14 Juni 2006 lalu. Bukan untuk meratapi bukan untuk menangisi tetapi hanya mencoba merangkai kata, melukiskan goresan kata dari sebuah rasa kehilangan seorang sahabat.
Sahabat semoga Lo berada ditempat terbaik disisi-Nya, semoga dilapangkan kuburmu, semoga dijauhkan dari azab kubur, semoga amal ibadahmu diterima-Nya. Amiin.


********************

Aku lagi iseng melihat daftar nama teman-teman di handphoneku. Dengan malas aku melihat nama-nama yang tertera satu persatu. Kali saja ada yang bisa aku isengin hihihi…. Sendirian di rumah membuat aku bingung mau ngapain. Coba tadi aku ke rumah saudaraku. Sendirian di kos-kosan bete juga. Tiba-tiba mataku tertuju pada nama Hanung, apakabarnya ya dia? Sudah lama juga nggak nanya-nanya kabarnya. Hanung, temanku di dunia maya. Tapi aku sudah pernah sih ketemu sama dia. Jadi sebenarnya bukan teman dunia maya lagi. Dia tinggal di Semarang . Tepatnya Ungaran.
Dengan terampil tanganku menulis sms. Menanyakan kabarnya. Sambil menunggu balasan dari Hanung, aku menonton TV. Bosan juga melototi handphone. Nggak ada acara yang bagus. Bosannn. Oahhhmmmm… malah ngantuk. Tidur ahhh…. Sejenak aku melihat layar handphoneku, Hanung kok belum balas ya? Tumben biasanya dia paling cepat balas sms. Mungkin dia lagi sibuk. Tidur dulu.
Tiiit…, dengan malas aku meraih HP. Dengan mata setengah mengantuk aku melihat layarnya. Sms dari Hanung. Aku membaca balasan smsku tadi. Di rumah sakit? Lagi dirawat? Memangnya Hanung kenapa?
Ngapain di rumah sakit? Sudah sejak kapan? Memangnya sakit apa? Aku membalas sms Hanung.
Beberapa menit kemudian Hanung membalas smsku. Sakit lumayan parah, sudah tiga hari masuk rumah sakit. Do’ain ya supaya cepat sembuh. Susternya cantik-cantik dan baik lho, bisa-bisa betah nih di rumah sakit hehehe.
Begitulah akhirnya kami berbalasan sms entah sampai berapa kali. Tiba-tiba aku ingat, dia lagi sakit. Malah nggak bisa istirahat nanti.


KARMA_PART 10


**
LORONG itu terasa begitu panjang. Anginnya begitu dingin mengiris kulit.
“Dia ayahmu, Tantri…Baskoro ayahmu…”
Keheningan panjang yang begitu dalam.Tantri hanya ingin mencoba mengerti arti kalimat itu. Tetapi semua begitu lugas baginya. Dan tak didengarnya lagikalimat terakhir ibunya,
“Maafkan ibu, anakku….”
**


---THE END---


KARMA_PART 9


Tangan kekarnya bertumpukan lutut menutupi wajah dan sesekali terdengar erangan dari mulutnya. Pemandangan memilukan itu terus berlangsung tanpa Tantri ketahui penyebabnya . Ia bingungkarena semua rencana yang disusunnyaberjalan jauh dari khayalannya. Dan semakin menyiksa lagi, karena tak satupun dari kedua orang yang berlaku aneh di hadapannya itu bisa segera menjelaskan apa yang terjadi.
Menit-menit yang berlalu kemudian semakin terasa menyiksa bagi Tantri. Kebingungannya tentang peristiwa di hadapannya yang tak juga mendapatkan penjelasan, kini semakin menghantamnya ketika tiba-tiba ibunya berteriak,
“Gugurkan bayi itu, Tantri….!”
Tantri terhenyak dan mual seketika. Ibunya seperti hilang akal, merintih dan terus menjerit agar ia menggugurkan kandungannya.Dipalingkannya pandangan pada Baskoro mencari kepastian akan apa yang didengarnya. Tetapi rintihan yang berulang tidak memerlukan lagi telinga lain untuk memastikan pendengarannya. Justru sikap Baskoro yang semakin menenggelamkan wajah dalam dekapan tangannya, diselingi sisiran takberaturan jari-jari ke arah rambut tebalnya, menerbitkan tanya yang lain di hati Tantri. Hati kecilnya mengatakanBaskorolah penyebab pingsannya ibu. Dan Baskoro pasti juga tahu mengapa ibunya sekarang ingin ia menggugurkankandungannya.
Tak sabar, segera ditariknya tangan Baskoro dari wajahnya yang sudah basah.
“Jelaskan padaku mas, ada apa semua ini?”
Napasnya memburu dan merasa tak ada waktu lagi untuk menunggu.
“Kamu pasti tahu dan harus mengatakannya sekarang!”
“Tantri,…kau dengar ibumu. Kita gugurkan bayi itu…..”
“Tidak mungkin!”
“Bayi ini milikku, aku yang berhak memutuskan. Lalu kenapa semua mintaaku menggugurkannya?”
“Ada apa, mas…..? Ibu…kenapa?”
Suaranya mulai bergetar, ada takut disana.
Tantri beringsut mendekati ibunya. Tangan ibunya lembut menelusuri kepalanya. Isak tangis kini menjadi miliknya juga.


KARMA_PART 7


Semakin waktu datang menjelang kepulangan Tantri bersama kekasihnya, terasa ia semakin malas bangkit dari sana. Bukan sifatnya jika harus bergolek-golek terus seperti itu. Tetap saja, hari itu tidak ada yang mampu menggerakkan kakinya melangkah turun dan aktif sebagaimana biasanya. Dyani mengerahkan seluruh tenaga dan semangatnya yang tersisa supaya akhirnya dirinya berjalan untuk mandi dan bersiap menerima kedatangan mereka. Pergerakannya sangat lambat dibandingkan kesehariannya yang serba cekatan. Sampai akhirnya pintu kamarnya diketuk dan wajah Tantri muncul disana.
“Ibu, mas Baskoro sudah datang. Ibu akan keluar sekarang,kan?”Tak ada jawaban.
“Kata si mbok, ibu seharian di kamar terus. Ibu sakit?”
“Nggak…ibu cuma kurang tidur. Tunggulah di ruang tamu, ibu kesana sebentar lagi”
**
TINGGAL beberapa langkah jarak antara Dyani dan sosok lelaki kekasih Tantri ketika ia menghentikan langkahnya perlahan, ragu. Lelaki itu membelakangi arah kedatangannya, namun Dyani sangat mengenal sosoknya yang tegap dan jelas terlihat meski sedang duduk. Sosok itu yang membuat Dyani lalu ragu untuk melangkah lagi. Tantri lah yang kemudian segera memberitahukan kehadiran ibunya di ruang tamu itu. Pemberitahuan biasa agar kekasihnya itu menyapa ibunya, namun yang terjadi sesudahnya tidak terduga sama sekali. Sebab sejak detik itu, segalanya menjadi luar biasa bagi Dyani, Tantri maupun Baskoro.
**
SEKIAN menit dan jam yang berlalu hilang dari catatan Dyani, sampai akhirnya didengarnya Tantri memanggil-manggil namanya entah untuk yang keberapa kali. Sayup dibukanya matanya dan segera ditangkapnya seraut wajah cantik sang permata hatinya. Namun apa yang dilihatnya itulah yang meletuskan sebuah tangis perih dari bibirnya. Tangis yang menjadi jeritan tak kunjung henti karena segera terasakan oleh Dyani luka yang disimpannya di hati menganga semakin lebar . Di sudut ruangan , di kursi tanpa lengan, sang lelaki terduduk lemas.


KARMA_PART 6


Dyani tahu, jika anaknya itu menikah, iaakan membutuhkan wali nikah. Kakak Dyani yang tertua atau bahkan pak Penghulu pun bisa bertindak menjadi wali nikah, jika memang ayah Tantri sudah meninggal. Tapi ayah Tantri itu dia tahu masih ada. Sakit hatinyalah yang membuat ayah Tantri itu seolah sudah mati. Kenyataan semu itu yang diketahui anaknya. Meski dulu Tantri pernah meragukan pernyataannya tentang ayah Tantri, berkat kepandaiannya menghindar dan seiring berjalannya waktu, anaknya seolah melupakan hal itu. Sampai kemarin didengarnya lagi pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang dijawab denganperintahnya yang lain,” Selesaikan urusanmu dulu dengan pacarmu. Nanti kita bicara lagi.”
Dyani termangu di ranjangnya. Besok sore, jika anaknya itu datang, suka atautidak ia akan harus menjelaskan semuanya. Dan berarti Dyani harus mengorek kembali koreng di hatinya yang telah berusia 20 tahun. Ya, selamaitulah ia menyimpan rahasia besar dari anaknya tentang siapa ayahnya. Ayah yang menikahi ibunya hanya demi sebuah arti tanggungjawab secara dangkal. Dan kemudian lelaki itu pergi bersama anak istrinya yang telah lebih dulu hadir sebelum Dyani. Memang betul, dirinyalah yang bodoh, terpikat pada rayuan lelaki beristri. Kebodohan yang muncul hanya karena kesepiannya di usia yang semakin dewasa. Namun kebodohan itu tetap menggoreskan perih luka yang teramatdalam. Karena setelah pernikahan sirinya dulu, tidak sekali pun lelaki itu menunjukkan bentuk tanggungjawabnya yang lain. Tidak pernah datang ke rumah, tidak menanyakan apalagi melihat anaknya, juga tidak memberikan sedikitpun nafkah untuk kehidupan mereka berdua, Dyani dan Tantri. Namun Dyani merasa harus tetap hidup, dan biarlah lelaki itu mati dalam sejarah hidup anaknya. Sampai waktunya nanti.
Hingga siang akhirnya menjelang, Dyanimasih belum beranjak pergi dari ranjangnya.


KARMA_PART 5


Di ujung pintu anaknya itu menghentikan langkahnya,
“Ibu, dimana kubur ayah?”
**
TANTRI diam menunggu. Belum ada reaksi apapun dari Baskoro terhadap berita kehamilannya. Baskoro perlahan meminum teh panas di hadapannya, matanya tertumbuk pada meja di hadapannya. Ia tampak tenang. Tadi, usai Tantri bercerita tentang keadaan dirinya, Baskoro hanya memandangnya dalam-dalam, tak ada suara. Tidak begitu tampak juga keterkejutan di mata Baskoro saat menatapnya. Tapi Tantri mengerti. Laki-laki ini sudah matang cara berpikirnya. Ia tahu apa yang dilakukannya dan resiko yang pasti akan diterimanya. Itu sebabnya, reaksinya tidak berlebihan bahkan jelassekali Baskoro berpikir hati-hati sebelum akhirnya bersuara.
“ Ya….aku sudah tahu akan seperti ini. Cepat atau lambat, memang pasti terjadi.”
“Lalu?”
“Ibumu benar, aku harus segera menemuinya.”
“Kapan?”
“Besok pagi kita berangkat. Setidaknya ada cukup waktu semalam ini untuk aku mempersiapkan pertemuan itu. Bagaimanapun, ibumu pasti akan sedikit emosi melihat orang yang menghamili anaknya. Tapi aku siap, Tantri…”
Baskoro tidak tahu, apa yang dipersiapkannya tidak akan berguna nantinya.
**
DYANI tak mampu memicingkan matanya. Sudah 2 hari ia begitu, meski biasanya pun tidurnya juga tidak pernah terlalu lelap. Tantri, kehamilannya, nama lelaki kekasih anaknya, semua berputar terus menerus di benaknya. Dyani resah, bahkan sangat resah. Jendela kamar yang dibuka untuk memberi kesejukan tidak banyak membantunya . Justru angin dingin kota Malang ini sekarang membuatnya menggigil. Sudah lama kotanya itu menjadi semakin panas udaranya. Namun musim penghujan akhir tahun toh masih mampu menghembuskan angin dingin di waktu malam. Ditutupnya lagi jendela, pikirannya kembali pada anak perawannya di Surabaya. Ya, Dyani masih ingin menyebut Tantri sebagai anak perawan. Pikirannya melayang lagi.


KARMA_PART 4


Dilihatnya sisa air mata masih memberikan alurnya di pipi ibunya.
Dalam keadaan seperti itu, tampak sekali kebiasaan ibunya untuk tidak membiarkan dirinya terhanyut berlarut-larut dalam sebuah masalah tanpa penyelesaian. Kenyataan sebagaiorangtua tunggal yang harus menghadapi segalanya seorang dirilah yang menempa ibunya untuk bertindak cepat dalam setiap masalah. Jika suatu kali menemui kesulitan, ibunya juga cepat sekali memutuskan untuk meminta bantuan pada pakde-pakdenya. Tegar, namun tidak jumawa.
Tidak ada yang perlu dibantah dari ucapan ibunya. Tantri tahu, ibunya benar. Penyelesaiannya memang hanyasatu, menikah. Dan Tantri memang sudah siap untuk itu. Masalahnya, ia bahkan belum memberitahukan kehamilannya ini pada Baskoro. Masalah ini muncul saat Tantri sedang menghabiskan sisa cutinya, sehingga ia belum sempat bertemu lelaki itu. Dan keharusan untuk menemui Baskoro secepat mungkin, kini membuat ia memutuskan untuk segera kembali ke lapangan lebih cepat dari rencana. Tidak mungkin ia bicarakan persoalan ini melalui telepon saja.
“Ya,bu…Tantri besok akan kembali ke kontrakan di lapangan. Tantri akan bicara dengan mas Baskoro”.
“Kamu belum pernah mengenalkan dia pada ibu,Tantri. Sesegera mungkin, dia harus menemui ibu untuk membicarakan masalah ini. Oh ya…tentu juga dengan keluarganya, lebih cepat lebih baik.”
“Mas Baskoro sudah tidak punya orangtua. Dia akan datang sendiri, begitu dulu dia pernah bilang kalau ingin melamar Tantri”
“Baik, kalau begitu. Semoga dia memang orang yang bertanggungjawab…”
Entah kenapa, Dyani tiba-tiba harus menggantung kalimatnya yang terakhir. Ada satu debaran tidak menentu yang tidak enak dia rasakan. Antara nama yang didengarnya, dengankata tanggungjawab, seolah ada satu mata rantai yang sulit tersambung dengan mulus. Ah, mungkin cuma kekhawatiran akan keadaan Tantri,pikirnya. Atau, mungkin juga ia sekedar tidak menyukai nama itu…
Dyani segera bangkit dan meninggalkan Tantri, tidak ingin memenuhi pikirannya dengan sesuatu yang tidak pasti.


KARMA_PART 3


Kenyataan usia Baskoro yang seharusnya pantas menjadi ayahnya tidak lagi menjadi masalah bagi Tantri. Terlebih dengan tubuh atletis dan gaya bicara yang menyenangkan, membuat Tantri justru merasa aman bersama Baskoro. Meski Tantri tahu lelaki itu adalah seorang duda beranak satu, rasa cintanya telah membuatnya gelap mata. Terlebih jika Baskoro membelainya dengan lembut ketika kepenatan datang, rasa takut akan perbuatan yang dilakukannya mampu terkalahkan oleh kenyamanan dan kenikmatan berada dalam pelukan lelaki itu. Dan kini, semua itu tidak gunalagi disesali. Calon bayi dalam rahimnyamembutuhkan kepastian dan kekuatan hatinya, meski itu mengecewakan ibu yang telah mendidiknya menjadi seorang wanita terhormat.
“Tantri….kamu harus cepat menikah!”, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara ibunya. Tantri segera terduduk di tepi ranjangnya. Ia baru menyadari kemungkinan ibunya sudah cukup lama disana jika melihat caranya duduk tertata dengan nyaman untuk sebuah pembicaraan panjang. Tidak satu kata pun meluncur dari bibir Tantri untuk menanggapi ibunya.


KARMA_PART 2


Pikirannya berputar cepat,” Aku tidak boleh terhanyut, Tantri membutuhkan jawaban atas masalahnya. Kasus begini sudah banyak terjadi pada teman-temanku….” Dyani selalu tahu penyelesaian bagi masalah hamil di luar nikah seperti Tantri harus cepat. Yang tidak diketahuinya hanya satu. Dia akan menghadapi masalah yang bisa membuatnya terlempar jauh ke masa lalu.
**
DI kamar, Tantri menelungkup di atas bantalnya. Tangisannya sudah tidak terdengar dan dadanya sesak oleh kelelahan. Lelah menangis, lelah menyesali perbuatannya yang hanya terbuai oleh rayuan dan belaian. Dia mengingat wajah lurus ibunya saat pengakuan tentang kehamilannya. Lurus dan pias, rona wajah yang tak tahu harus berkata atau berbuat apa diserang keterkejutan semacam itu. Tamparan keras di pipinya pun melayang tanpa ekspresi, hampa dan hanya sebuah gerakan refleks. Kehampaan yang begitu lama ditunjukkan ibunyalah yang membuat Tantri tak kuasa bertahan di hadapan Dyani. Lebih baik ia berlari ke kamar dan tidak terus melihat luka di wajah ibunya . Semakin ia melihat airmata di wajah ibunya, semakin ingin ia tenggelam ditelan bumi.
Tak mampu dihindarinya, Tantri mengenang malam-malam yang kini menorehkan arang di wajah ibu yang dicintainya. Malam-malam yang melenakannya setiap kali ia bertemu Baskoro di rumah kontrakan dekat kantornya. Baskoro, lelaki yang mengisihati dan hari-harinya selama ini. Lelaki yang dikenalnya sebagai kepala proyekperumahan yang didirikan kantor kontraktor tempatnya bekerja. Tantri mengenal Baskoro setahun lalu ketika ia ditempatkan sebagai kepala administrasi proyek di lapangan tempatreal estat itu didirikan. Dengan berbagai pertemuan yang seringkali diselingi senda gurau dan diskusi pribadi, sosok lelaki itu menjadi istimewa di hatinya. Perhatian, senyuman, gurauan dan tatapan mata yang tak bergeming sedikitpun terhadapnya, membuat Tantri selalu merindukan saat-saat bersama Baskoro. Obrolan di kantor berlanjut dalam perjalanan pulang hingga ke teras rumah kontrakannya, dan semakin lama membuat mereka semakin intim.


KARMA_PART 1


DYANI masih duduk terpekur di teras rumahnya. Diam tanpa suara meski sekedar bunyi kecil tenggorokan menelan ludah. Matanya kosong tak jelas mana arah yang ditatapnya. Dan tidak satupun gerakan kecil dari jemari tangan atau kakinya mengusir lalat yang kadang hinggap disana. Dyani bahkan tidak pernah tahu berapa lama dia duduk disana atau berapa banyak tetangga menyapanya sembari lewat. Yang dia lihat hanyalah kilasan-kilasan kejadian beberapa jam lalu, yang membuatnya menjadi membatu begitu.
Tantri telah pergi dari hadapan Dyani dan kembali ke kamarnya,mungkin untuk meneruskan tangisnya. Namun tadi, anak perawannya itu hadir bersimpuh di kakinya untuk sebuah penjelasan. Anak perawan…..kata-kata ini berputar terus di kepala Dyani sesaat setelah penjelasan Tantri. Kata-kata itu sudah bukan menjadi milik anaknya lagi dan Dyani sudah tidak memiliki anak perawan lagi. Anak perawan , semua orang tahu artinya adalah seorang perempuan muda yang belum menikah dan masih terjaga kehormatan dan kesuciannya. Tidak seorang lelaki pun pernah menyentuh bagian paling pribadi dari perempuan muda yang masih tergolong perawan. Tetapi Tantri, dalam tubuh muda dan langsing itu, tidak memiliki lagi kesucian seorang perawan.. Sudah pernah ada seseorang menyentuhnya secara pribadi sebelum pernikahannya. Dan seseorang itu telah menitipkan pula janin di dalam rongga rahim anaknya.
Untuk pertama kalinya setelah detakanjam yang kesekian, Dyani tampak beringsut. Kepalanya menunduk, membuat sebulir air mata jatuh ke pangkuannya yang kurus tertutup kain tipis rok panjangnya. Buliran itu bertambah banyak dan deras dan sekarang diiringi rintihan kecilnya. Namun dia adalah seorang yang terbiasa dengan banyak kesulitan. Tidak ingin buliran airmata itu terus mengalir, diusapkannya punggung tangannya ke pipi.


Musuh Jadi Teman_Part 4


"Kami cuma mau minta maaf ama lo!" Salah satu siswa STM menyela. "Lo memang benar, kelakuan kami selama ini nggak ada mutunya. Kelakuankami nggak pantas buat kami yang disebut sebagai pelajar. Sekali lagi gue minta maaf sama lo, Nga!" "Kami salut ama lo, yang punya kepercayaan diri buat menjaga harga dirilo sendiri." Sambung yang lain. Siswa SMU 12 tersenyum. Bunga terkejut dengan apa yang barusan didengarnya. Si cepak maju ke arah Bunga, diulurkan tangan kanannya. "Maafin gue, Nga." Tulus sekali kedengarannya. "Ini bunga buat lo, sebagai tanda persahabatan kami buat lo," ucap si cepak seraya menyerahkan setangkai bunga mawar putih kepada Bunga. Bunga menerima uluran tangan dan bunga dari si cepak. Satu persatu siswa STM bersalaman dengan Bunga. saling berkenalan. Tak ada lagi dendam di hati mereka. Kini mereka dapat bercengkerama seolah tak pernah terjadi sesuatu yang menyakiti mereka. Bunga terharu, dua tetes airmatanya keluar membasahi pipinya. Bahagia sekali dia hari ini, menjalin persahabatandengan orang-orang yang pernah kurangajar padanya.


Musuh Jadi Teman_Part 3


"Jangan macem-macem lo!" Ancam Bunga. Siswa STM geram. Bunga makin berani, dipelototinya satu-satu mata anak STM itu. Tujuh anak STM mulai berdiri mendekati Bunga, entah apa yang akan mereka lakukan pada Bunga dan Sulus. "Udah, Nga. Lebih baik kita pergi aja !"ajak Sulus ketakutan. "Nggak perlu diterusin! Percuma melawan orang yang nggak tahu seperti mereka�" "Nggak, biar mereka kapok!" tegas Bunga. "Tapi mereka tuh suka nekat," ucap Sulus. "Gue nggak mau terjadi apa-apa dengan lo. Gue juga nggak suka diganggu�"Bunga menatap Sulus, Sulus balas menatap. "Priok� Priok� " "Cabut, Lus!" teriak Bunga sambil berlari menuju Bus kota. Bus melaju meninggalkan siswa STM yang berlarian mengejar Bus yang ditumpangi Bunga dan Sulus.Esok paginya siswa SMU 12 gempar. Beredar kabar kalau siswa STM 301 akan menyerang SMU 12. Sebagai pembalasan atas apa yang dilakukan Bunga kemarin. Bahkan beberapa guru pun mendengar berita yang sangat mengkhawatirkan tersebut. Tak berapa lama siswa STM datang. Jumlahnya cukup banyak, sekitar lima puluhan orang. Beberapa siswa pria bersiap-siap di pintu gerbang. Menghadang siswa STM. "Mana yang namanya Bunga." ucap salah satu siswa STM galak. "Mau apa dengan Bunga?" "Bukan urusan lo!" ucap siswa STM, yangtak lain adalah si rambut cepak. Siswa SMU 12 geram. Merasa diremehkan siswa STM. Tiba-tiba Bunga muncul. Penuh kepercayaan diri, dihadapinya siswa-siswa STM yang telah menunggunya. "Ada apa?" tanya Bunga ke siswa STM. "Kami�. Kami�..," si cepak berkata terbata. Tak ada lagi wajah garang di mukanya. Malah si cepak seperti orang kebingungan menghadapi Bunga. "Kenapa dengan kalian?" tanya Bunga lagi.


Musuh Jadi Teman_Part 1


Hari pertama sekolah. Bel berbunyi lima kali, pertanda waktu untuk pulang. Anak kelas 1F berjingkrakan kegirangan.
"Nga, kita pulangnya nanti saja," ucap Sulus pada Bunga. "Kenapa?" "Lo nggak tau apa, siswa STM 301 sedang nongkrong di pintu gerbang sekolah kita." "Terus hubungannya dengan kita?" "Kamu nih benar-benar tulalit deh. Udah tau kalo siswa STM tuh suka iseng, apalagi lo tuh punya wajah cakep. Pasti mereka akan mengganggu kamu!" "Cuekin aja!" ucap Bunga sambil terus berjalan menuju pintu gerbang sekolah. Sulus mengikutinya dari belakang. Betul kata Sulus, di pintu gerbang nampak beberapa anak STM sedang duduk bergerombol. "Hai, pulang ya! Mau nggak aku antar." Tiba-tiba salah satu dari siswa STM itu menyapa Bunga dan Sulus. Bunga menoleh kemudian tersenyum. "Alamak! Manis sekali senyumannya!" timpal siswa STM yang kepalanya botak. Bunga diam, begitu pun Sulus. "Koq diam aja, sariawan ya�" kali ini ucapan anak STM berbaju rompi. Bunga acuh, begitu pun Sulus. "Jangan-jangan mulutnya nggak ada giginya!" ledek si botak. Gelak tawa meledak dari mulut-mulut anak STM yang ada di dekat Bunga dan Sulus. Bunga mulai dongkol, matanya melotot pada si botak. "Duh, segitunya. Galak amat say!" "Bokapnya macan kali!" kembali si botak meledek, "atau dukun santet.. hahaha.." Siswa STM kembali tertawa mendengar ledekan si botak pada Bunga. "Udah puas lo pada mengumbar mulutmu yang usil!" ucap Bunga ketus. Habis sudah kesabaran Bunga. "Gue nggak pernah menyangka, bila ucapan lo tuh nggak ada mutunya sama sekali," omel Bunga. "Bahkan nyali lo nggak ada apa-apanya!" tambahnya lagi� Sulus nggak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Nekat benar Bunga menantang siswa STM. Si botak berdiri, tangannya siap memeluk pundak Bunga, namun sebelum sampai, Bunga udah menyekal tangan si botak. Diplintirnya tangan si Botak.


Musuh Jadi Teman_Part 2


Si botak berdiri, tangannya siap memeluk pundak Bunga, namun sebelum sampai, Bunga udah menyekal tangan si botak. Diplintirnya tangan si Botak. Si Botak meringis. "Jangan macem-macem lo!" Ancam Bunga. Siswa STM geram. Bunga makin berani, dipelototinya satu-satu mata anak STM itu. Tujuh anak STM mulai berdiri mendekati Bunga, entah apa yang akan mereka lakukan pada Bunga dan Sulus. "Udah, Nga. Lebih baik kita pergi aja !"ajak Sulus ketakutan. "Nggak perlu diterusin! Percuma melawan orang yang nggak tahu seperti mereka�" "Nggak, biar mereka kapok!" tegas Bunga. "Tapi mereka tuh suka nekat," ucap Sulus. "Gue nggak mau terjadi apa-apa dengan lo. Gue juga nggak suka diganggu�"Bunga menatap Sulus, Sulus balas menatap. "Priok� Priok� " "Cabut, Lus!" teriak Bunga sambil berlari menuju Bus kota. Bus melaju meninggalkan siswa STM yang berlarian mengejar Bus yang ditumpangi Bunga dan Sulus.Esok paginya siswa SMU 12 gempar. Beredar kabar kalau siswa STM 301 akan menyerang SMU 12. Sebagai pembalasan atas apa yang dilakukan Bunga kemarin. Bahkan beberapa guru pun mendengar berita yang sangat mengkhawatirkan tersebut. Tak berapa lama siswa STM datang. Jumlahnya cukup banyak, sekitar lima puluhan orang. Beberapa siswa pria bersiap-siap di pintu gerbang. Menghadang siswa STM. "Mana yang namanya Bunga." ucap salah satu siswa STM galak. "Mau apa dengan Bunga?" "Bukan urusan lo!" ucap siswa STM, yangtak lain adalah si rambut cepak. Siswa SMU 12 geram. Merasa diremehkan siswa STM. Tiba-tiba Bunga muncul. Penuh kepercayaan diri, dihadapinya siswa-siswa STM yang telah menunggunya. "Ada apa?" tanya Bunga ke siswa STM. "Kami�. Kami�..," si cepak berkata terbata. Tak ada lagi wajah garang di mukanya. Malah si cepak seperti orang kebingungan menghadapi Bunga.


Cerpen666

-Cerpen666-Only-

RECENT POSTS

Cerpen666-blog-

POPULAR POSTS

Cerpen666-
 

LOVE IS TO ACCEPT OTHERS FOR WHAT THEY ARE Copyright © 2011-2012 BloggerTemplate is Designed by Cerpen666